Cerpen cinta yang terpendam

Kali ini saya akan memposting sebuah cerpen yang berjudul Cinta Terpendam Tiga Tahun. cerpen ini adalah cerpen cinta pertama yang saya buat, jadi maklumin aja kalau masih banyak kekurangannya..

cerpen ini menceritakan seorang cowok yang jatuh cinta sama teman sekelasnya sejak kelas satu, tapi dia bari menyatakan cintanya waktu hari perpisahan...

jika kalian ingin membaca cerpen yeng sedih silahkan klik link di bawah ini, dijamin kalian pasti nangis...

cerpen sedih banget bikin nangis

langsung aja ke ceritanya...



CINTA YANG TERPENDAM TIGA TAHUN

            Perkenalkan namaku Budi, hari ini adalah hari pertama aku belajar di SMK setelah tiga hari MOS. Aku merasa lega karena telah menyelesaikan MOS yang menjengkelkan. Seperti biasa, setiap pagi seluruh siswa berkumpul di lapangan untuk apel pagi. Setelah apel pagi aku masuk ke kelas dan duduk di kursiku. Kemudian ada sekelompok cewek yang masuk, mataku tertuju kepada seorang cewek dari mereka, rambutnya panjang, bola matanya hitam bersinar, dan senyumannya indah sekali membuat hatiku menjadi terasa damai, aku terpana melihat keanggunannya. Sepertinya aku tak pernah melihatnya selama MOS. Langkah demi langkah kakinya bergerak menghampiriku, tapi Dia berhenti di kursi depanku, lalu Dia duduk di situ. “Yaa Tuhann, Dia duduk di depanku”.
            Setelah lima belas menit ada guru yang masuk kelas, namanya Pak Dian. Dia menyuruh kami untuk memperkenalkan diri kami satu persatu. Saat giliran cewek itu memperkenalkan diri, ku dengarkan dengan baik. “ perkenalkan nama saya Fitriana Dewi, biasa dipanggil Dewi”. Aku langsung menyimpan namanya di dalam memoriku. Teng teng teng, bunyi lonceng pulang telah berbunyi, lalu saya pulang dengan rasa semangat yang tinggi.
            Keesokan harinya Dewi mengajakku ngobrol, dag-dig-dug-dag-dig-dug, jantungku berdegup kencang. “ Yaa Tuhann, ada apa dengan jantungku, apakah jantungku akan copot”. Ujarku dalam hati. Aku salah tingkah karena baru pertama berbicara dengan wanita yang yang ku kagumi. Tapi setelah beberapa hari aku jadi biasa ngobrol sama Dewi.
            Pada hari sabtu, waktu aku mau pulang, dewi memberiku secarik kertas yang berisikan nomor Hpnya. “nanti malam sms aku yah, aku mau curhat sama kamu”, ujarnya kepadaku. Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, yang menandakan aku setuju dengan perkataannya.
            Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, kini kami hampir kelas dua. Persahabatan aku dan Dewipun semakin akrab. Tapi aku tak pernah mengungkapkan perasaanku kepada Dewi, mungkin karena aku sadar, aku tak pantas untuknya, lagipula aku hanya anak kosan yang hidup pas-pasan dan tidak punya kendaraan. Bagaimana aku mengajaknya jalan atau traktir dia makan jika aku jadi pacarnya. Aku lebih memilih fokus untuk belajar, daripada memikirkan masalah cinta. Tapi tak bisa ku pungkiri bahwa aku juga ingin memiliki seorang kekasih.
            Pada suatu hari , aku ingat banget hari itu hari kamis, aku pulang sekolah dengan berjalan kaki. Ketika diperjalanan ada seorang cewek yang dibonceng seorang cowok menyapaku. Cewek yang sangat aku kenal, rambutnya terurai melayang-layang di tiup angin, matanya yang indah melihat kearahku disertai sebuah senyuman manis. Ya dia adalah Dewi, Dia melambaikan tangannya kepadaku, akupun membalasnya dengan melambaikan tanganku kepadanya. Tapi yang membuat aku terdiam adalah tangan kirinya memegang pinggang sang cowok. Senyuman yang dulu membuat hatiku terasa damai, kini berubah menjadi senyuman yang membuat hatiku hancur, sakit, dan patah hati. Sambil menahan air mata kupercepat laju jalanku agar lebih cepat sampai ke kosan. Sesampainya di kosan ku lepas sepatuku, lalu aku masuk dan menaruh tas. Tanpa mengganti pakaian aku langsung  berbaring, air mataku menetes perlahan membasahi pipiku. Baru kali ini aku menangis karena wanita.
            Keesokan harinya aku bertanya pada Dewi,”Dew, cowok yang kemarin bonceng kamu, pacar kamu yah?”. Dewi terdiam sejenak, lalu menjawab dengan agak bercanda  “emm, iya. Kenapa? Kamu cemburu yah”. Aku hanya tersenyum “enggak lah”. Balasku. Aku mencoba tidak menunjukkan kecemburuanku kepada Dewi dan mengubur dalam-dalam perasaanku kepada Dewi.
            Waktu bergulir begitu cepatkini tiba saatnya kami semua akan berpisah. Hari itu aku duduk terpaku sendirian, lalu berkata dalam hati “ sampai kapan aku bisa memendam perasaan ini, apa rasa ini tidak akan pernah terucap. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan ini padanya”. Tiba-tiba Dewi datang menghampiriku.
Dewi    : ”heyy, bengong aja sendirian, ntar kesambet loh”.
Aku      : “siapa yang bengong, orang lagi mikirin bagaimana ya nanti aku nggak bisa lagi lihat senyum manismu” (jawabku agak bercanda).
Dewi    :”bisa aja kamu”
Aku      : “Dew, aku mau bilang sesuatu sama kamu”
Dewi    : “mau bilang apa Bud?”
Aku    : “sebenarnya aku cinta sama kamu. Sejak aku pertama melihat kamu, aku sudah suka sama kamu, tapi selalu aku pendam. Dan sekarang aku nggak bisa lagi memendamnya. Aku suka sama kamu dew”.
Dewi    : (mukanya agak merah). “sebenarnya aku juga suka sama kamu Bud, tapi kamu tak pernah nyatain cinta padaku.
Ku pegang tangan Dewi lalu kami berdiri, kemudian ku peluk Dewi dengan erat.
           
Setelah hari itu, aku tak pernah lagi melihat Dewi. Hanya fotonya yang bisa menghilangkan rasa rindu padanya..

SELESAI..


demikian cerpen dari saya, semoga bermanfaat...


Share on Google Plus

About boy

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment